Gada, Tameng, dan Gas Air Mata: Strategi dan Peralatan Pengendalian Massa oleh Brimob

Dalam konteks keamanan dan ketertiban masyarakat, penanganan unjuk rasa atau kerusuhan adalah tugas yang sangat sensitif dan menantang. Brigade Mobil (Brimob) Polri, sebagai pasukan elit yang memiliki spesialisasi dalam pengendalian massa (Dalmas), dilengkapi dengan berbagai strategi dan peralatan khusus untuk memastikan situasi tetap terkendali dengan meminimalkan jatuhnya korban. Memahami strategi dan peralatan ini penting untuk mengapresiasi kompleksitas tugas mereka dalam menjaga keamanan publik.

Brimob beroperasi dengan filosofi penggunaan kekuatan yang berjenjang, dimulai dari pendekatan persuasif hingga penggunaan kekuatan proporsional sebagai pilihan terakhir. Ini tercermin dalam strategi dan peralatan yang mereka gunakan:

  1. Pendekatan Persuasif dan Humanis: Sebelum menggunakan peralatan fisik, Brimob biasanya memulai dengan negosiasi, himbauan melalui pengeras suara, dan pembentukan barisan persuasif. Tujuannya adalah untuk mendispersi massa secara damai dan mencegah eskalasi.
  2. Peralatan Kendali Massa Tahap Awal:
    • Tameng Huru-Hara: Ini adalah salah satu peralatan paling ikonik yang digunakan Brimob. Terbuat dari polikarbonat transparan yang kuat, tameng ini berfungsi sebagai perisai pelindung bagi petugas dari lemparan benda dan sebagai alat untuk membentuk barisan atau mendorong massa secara perlahan.
    • Gada/Tongkat Dalmas: Tongkat ini digunakan untuk menjaga jarak aman, menahan dorongan massa, atau dalam situasi tertentu untuk tindakan non-lethal yang terkendali. Penggunaannya sangat diatur agar tidak menimbulkan cedera serius.
    • Helm Anti Huru-Hara: Melindungi kepala dan wajah petugas dari benturan atau lemparan benda.

Jika situasi tidak terkendali dengan peralatan dasar, Brimob dapat meningkatkan penggunaan kekuatan dengan peralatan yang memiliki efek force multiplier:

  • Gas Air Mata: Ini adalah alat utama untuk mendispersi massa yang anarkis atau beringas. Gas air mata menyebabkan iritasi pada mata, saluran pernapasan, dan kulit, memaksa massa untuk bubar tanpa menimbulkan cedera serius atau permanen. Penggunaan gas air mata diatur ketat, misalnya harus mempertimbangkan arah angin dan kepadatan massa. Prosedur standar operasional (SOP) penggunaan gas air mata diperbarui terakhir kali oleh Divisi Hubungan Masyarakat Polri pada 10 Mei 2025, sebagai respons terhadap dinamika unjuk rasa.
  • Mobil Water Cannon (Meriam Air): Kendaraan khusus ini dilengkapi dengan meriam air bertekanan tinggi yang dapat digunakan untuk mendorong mundur massa atau memadamkan api yang mungkin timbul akibat kerusuhan. Air yang ditembakkan bisa berupa air biasa atau dicampur dengan pewarna untuk menandai provokator. Strategi dan peralatan ini efektif untuk membuka blokade atau membersihkan area.
  • Kendaraan Taktis (Rantis) Barakuda: Kendaraan lapis baja ini memberikan perlindungan maksimal bagi personel dan memungkinkan mereka bergerak melalui area yang berbahaya. Barakuda juga dapat digunakan untuk menembus barikade atau sebagai basis operasi bergerak.

Seluruh penggunaan strategi dan peralatan ini didasarkan pada pelatihan intensif dan berjenjang yang diterima setiap personel Brimob. Mereka dilatih untuk bertindak secara profesional, terukur, dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap tindakan pengendalian massa dilakukan secara proporsional, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan mengembalikan keamanan serta ketertiban dengan efektif. Pelatihan rutin Dalmas Brimob di Pusat Latihan Polri di Lido, Jawa Barat, dilaksanakan setiap bulan, memastikan kesiapsiagaan personel.

Mungkin Anda juga menyukai