Pelatihan dan Penggunaan: Memaksimalkan Efektivitas Pusdokkes Peralatan Pertolongan Pertama
Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri memiliki peran vital dalam memberikan dukungan medis, baik untuk anggota kepolisian maupun dalam operasi penanganan bencana. Namun, keberadaan peralatan pertolongan pertama yang canggih tidak akan berarti banyak tanpa pelatihan yang memadai dan penggunaan yang tepat. Upaya untuk memaksimalkan efektivitas Pusdokkes dalam penanganan situasi darurat sangat bergantung pada kombinasi ideal antara ketersediaan alat dan kemampuan personel dalam menggunakannya. Misalnya, pada hari Sabtu, 20 Juli 2024, di Jakarta Selatan, tim medis Pusdokkes menggelar simulasi penanganan korban kecelakaan, di mana penggunaan alat-alat dasar pertolongan pertama diuji secara langsung.
Pelatihan berkala menjadi kunci utama dalam memaksimalkan efektivitas Pusdokkes. Petugas medis Pusdokkes harus terus diperbarui pengetahuannya tentang protokol terbaru dan teknik penggunaan peralatan yang berkembang. Ini mencakup pelatihan penanganan trauma, resusitasi jantung paru (RJP), penanganan luka bakar, hingga evakuasi korban. Setiap sesi pelatihan dirancang untuk menyegarkan memori dan meningkatkan keterampilan praktis. Sebagai contoh, pada tanggal 10 Juni 2025, sebanyak 50 petugas medis Pusdokkes mengikuti pelatihan refresher penanganan cedera pre-hospital di pusat pelatihan medis Polri, yang difokuskan pada penggunaan defibrillator portabel dan alat fiksasi patah tulang.
Selain pelatihan teknis, pemahaman tentang prosedur operasional standar (SOP) juga sangat penting untuk memaksimalkan efektivitas Pusdokkes. Setiap alat memiliki SOP penggunaan yang harus dipatuhi untuk menjamin keamanan pasien dan efektivitas tindakan. Misalnya, prosedur yang jelas mengenai kapan harus menggunakan tourniquet atau cara yang benar dalam memasang bidai sangat krusial dalam situasi darurat. SOP ini tidak hanya diajarkan dalam pelatihan, tetapi juga disosialisasikan secara rutin dan ditempel di area penyimpanan peralatan.
Lebih dari itu, perawatan dan inspeksi rutin terhadap peralatan pertolongan pertama juga merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya memaksimalkan efektivitas Pusdokkes. Peralatan yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik akan menghambat respons cepat dalam kondisi kritis. Petugas dituntut untuk melakukan pemeriksaan harian atau mingguan terhadap kotak P3K, ambulans, dan peralatan medis lainnya. Ini mencakup pengecekan tanggal kedaluwarsa obat, kondisi baterai perangkat elektronik, dan kelengkapan semua komponen. Dengan demikian, ketika situasi darurat terjadi, Pusdokkes siap sedia dengan peralatan yang berfungsi optimal dan personel yang terlatih, memastikan penanganan medis yang cepat dan tepat.