Peran Vital Sabhara dalam Penanganan Unjuk Rasa dan Massa
Unjuk rasa dan mobilisasi massa adalah bagian dari dinamika demokrasi yang perlu dikelola dengan baik agar tidak berujung pada anarki. Dalam konteks ini, Satuan Samapta Bhayangkara (Sabhara) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memegang peran vital Sabhara dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Mereka adalah unit yang berada di garis depan, bertugas mengawal, mengamankan, dan mengendalikan massa dengan pendekatan humanis namun tegas.
Salah satu aspek utama dari peran vital Sabhara adalah upaya preventif dan negosiasi. Sebelum kekuatan represif digunakan, petugas Sabhara seringkali bertindak sebagai negosiator untuk berkomunikasi dengan koordinator unjuk rasa, mencoba mencari solusi damai, dan memastikan aksi berjalan sesuai koridor hukum. Pada banyak kesempatan, terlihat petugas Sabhara, terutama dari unit Polwan (Polisi Wanita) yang berada di garis depan, berkomunikasi dengan pengunjuk rasa menggunakan pengeras suara, mengajak mereka untuk tetap tertib dan tidak anarkis. Hal ini terlihat pada aksi damai di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, pada 5 Oktober 2023, di mana pendekatan persuasif Sabhara berhasil menjaga situasi tetap kondusif.
Apabila negosiasi tidak berhasil atau massa mulai bertindak anarkis, peran vital Sabhara beralih pada pengendalian massa sesuai prosedur standar operasional (SOP). Mereka dilengkapi dengan perlengkapan anti huru-hara seperti tameng, helm, dan tongkat. Penggunaan gas air mata atau water canon adalah pilihan terakhir yang hanya digunakan jika situasi benar-benar tidak terkendali dan membahayakan keselamatan publik atau petugas. Seluruh tindakan ini bertujuan untuk membubarkan massa secara efektif tanpa menimbulkan korban jiwa atau luka serius. Proses pelatihan untuk skenario ini sangat intensif dan rutin dilakukan setiap hari Rabu di lapangan khusus di setiap Polres atau Polda.
Selain pengendalian, Sabhara juga bertanggung jawab penuh atas pengamanan dan pengawalan rute unjuk rasa. Ini termasuk mengatur lalu lintas di sekitar area aksi, memastikan keamanan bagi pengguna jalan lainnya, dan mencegah terjadinya provokasi dari pihak ketiga. Contohnya, pada aksi May Day, 1 Mei 2024, di sejumlah kota besar, unit Sabhara dikerahkan sejak pagi hari untuk mengawal pergerakan massa buruh dari titik kumpul menuju lokasi unjuk rasa, memastikan jalur yang dilalui aman dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat lainnya secara berlebihan.
Dengan profesionalisme dan kesigapan mereka, peran vital Sabhara memastikan bahwa hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dapat terakomodasi tanpa mengorbankan ketertiban dan keamanan umum. Mereka adalah kunci stabilitas dalam menghadapi dinamika sosial yang kerap muncul.